Assalamu'alaikum.....

Kamis, 19 Juli 2012

PROPOSAL PENELITIAN “ANALISIS ALGORITMA SISTEM KEAMANAN KOMPUTER MENGGUNAKAN SIDIK JARI DENGAN METODE BIOMETRICS


PROPOSAL  PENELITIAN
“ANALISIS ALGORITMA SISTEM KEAMANAN KOMPUTER MENGGUNAKAN SIDIK JARI DENGAN METODE BIOMETRICS “
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Metode Penelitian





Disusun oleh :












PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012



ABSTRAK
Salah satu sistem keamanan komputer yang sedang menjadi kebutuhan masyarakat adalah sistem keamanan komputer dengan menggunakan sidik jari. Sidik jari memiliki suatu orientasi dan struktur  periodik berupa komposisi dari garis-garis gelap dari kulit yang naik (ridges) dan garis-garis terang dari kulit yang turun (furrows) yang berliku-liku membentuk suatu pola yang berbeda-beda. Walaupun garis-garis alur tangan terbentuk berbeda-beda, tetapi  sifat-sifat khusus dari sidik jari yang disebut dengan minutiae adalah unik untuk setiap individu.Teknologi ini dapat dibilang cukup untuk melindungi informasi yang penting, karena setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda-beda / unik.Penggunaan identifikasi seseorang menggunakan sidik jari pada fingerprint reading, retina mata pada retina scan, dan lainnya tidak lain adalah untuk menjaga keamanan suatu tempat atau benda. Penggunaan anggota tubuh sebagai input untuk identifikasi seseorang dalam keamanan disebut penggunaan sistem biometric. Keluaran dari sistem pencitraan sidik jari adalah berupa sebuah imageImage ini tidak langsung digunakan sebagai kunci, namun dikonversi dulu menjadi sebuah graf berbobot yang masing-masingnode-nya memiliki “berat” masing-masing. “Berat” inilah yang menurut rancangan pada penelitian ini, digunakan sebagai kunci untuk enkripsi dan dekripsi.









BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Informasi sekarang ini merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat luas. Hal ini secara langsung dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang selalu butuh akan informasi yang direalisasikan melalui berbagai hal seperti berlangganan koran, majalah, dan lain-lain. Dengan mudah masyarakat mendapatkan informasi karena informasi berkembang dengan sangat pesat mengikuti perkembangan dunia. Sama halnya dengan teknologi, informasi berkembang seraya mengikuti perkembangan teknologi. Perkembangan informasi membuat informasi itu menjadi hal yang sangat penting dan membutuhkan keamanan untuk melindungi informasi.
Dalam perkembangannya bukan hanya informasi yang menjadi penting, tetapi perkembangan teknologi pun menjadi hal yang sangat penting khususnya teknologi keamanan komputer. Sebagai contoh, sekarang ini manusia berlomba-lomba membangun sebuah sistem untuk melindungi informasi yang mereka miliki dari ancaman virus ataupun orang lain yang berusaha untuk mengambil, memanipulasi ataupun hanya untuk sekedar merusak informasi itu.
Perkembangan teknologi keamanan komputer yang menjadi kuncinya sudah marak diperbincangkan, bahkan teknologi keamanan komputer dapat menjadi suatu peluang usaha bagi programmer yang dapat menciptakan suatu sistem untuk memproteksi suatu data atau informasi dari ancaman virus atau orang lain seperti membuat anti virus maupun suatu proteksi yang ditanamkan di suatu perangkat yang dapat menyimpan informasi seperti notebook dan PC. Salah satu sistem keamanan komputer yang sedang menjadi kebutuhan masyarakat adalah sistem keamanan komputer dengan menggunakan sidik jari. Teknologi ini dapat dibilang cukup untuk melindungi informasi yang penting, karena setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda-beda / unik.
1.2. BATASAN MASALAH
Dalam metpen  ini membahas sebatas perkembangan teknologi sidik jari sebagai alat untuk melindungi atau memproteksi data dan informasi serta metode dan algoritma sistem yang ada dalam teknologi sidik jari yang menggunakan metode biometrics.

1.3. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa metode yang digunakan dalam sistem keamanan yang menggunakan sidik jari serta memberikan solusi dalam memilih alat untuk melindungi dan memproteksi data dan informasi penting dan Mengenalkan keamanan database dengan teknologi biometrik sebagai pengganti password.
1.4. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah dengan mencari studi literatur dengan mengambil dan menyimpulkan data-data yang diperlukan. Studi literatur dalam hal ini ialah mencari bahan-bahan penulisan dari buku – buku dan majalah – majalah mengenai sistem keamanan komputer dan sumber lainnya, untuk melengkapi bahan yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SISTEM BIOMETRIK
2.1. 1   Pengertian Biometrik
Penggunaan identifikasi seseorang menggunakan sidik jari pada  fingerprint reading, retina mata pada retina scan, dan lainnya tidak lain adalah untuk menjaga keamanan suatu tempat atau benda. Penggunaan anggota tubuh sebagai input untuk identifikasi seseorang dalam keamanan disebut penggunaan sistem biometric.
Definisi biometriks adalah suatu teknologi kemanan yang menggunakan bagian tubuh sebagai identitas. Dunia medis mengatakan bahwa ada berapa bagian tubuh kita yang sangat unik. Artinya, tidak dimiliki oleh lebih dari satu individu. Contohnya saja sidik jari atau retina mata. Tujuan utama dari penggunaan sistem biometric adalah untuk menjaga keaslian keunikan kunci, karena hampir tidak mungkin pembacaan input sidik jari atau retina orang yang berbeda menghasilkan hasil pembacaan yang sama.
Di Walt Disney World biometric pengukuran diambil dari jari-jari tamu untuk memastikan bahwa orang tiket digunakan oleh orang yang sama dari hari ke hari.
Biometrics mengacu pada metode untuk mengenali manusia unik didasarkan pada satu atau lebih intrinsik ciri-ciri fisik atau perilaku. Dalam teknologi informasi, khususnya, biometrik digunakan sebagai bentuk identitas dan manajemen akses kontrol akses. Hal ini juga digunakan untuk mengidentifikasi individu-individu dalam kelompok-kelompok yang berada di bawah pengawasan.
2.1. 2   Karakteristik Biometrik
  •  Biometrik dikatakan unik karena tidak ada setiap manusia nyang memiliki cirri biometric yang sama ? sidik jari yang sama
  • Biometrik melekat disetiap manusia secara permanent sampai manisia itu mati 
  •  Biometrik dimiliki oleh setiap manusia  / semua manusia
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9hiIlsCjNcGj2Qou-7dNe8uv9P8_Yi9YJqjKQ6meXoSwRqN-DraeignOU6uvyVxTKl8rw9VRdYFCkKUvAjdaItlP7PCmTdPT3e2II5IteBweq1Ck5IerMtVsRirw4e0uF57JacFJemUiw/s320/2.JPGDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsx7wpwt0CMDAmjYfp1qW2AOZXSEoJmjvQSFd167gQk0MoZCJEmwxAjzZXck0scDdvQmilrclgWamm0r2IiiAvI4de5p0zJ6SFYycJ8QCGQkxJFeiPpy_dxv7xHZK9Pu2MSbSQ12lhZH1i/s320/1.JPG
Gambar 1. fingerprint reader                                  Gambar 2. retina scanner
Penggunaan sistem biometric memungkinkan keunikan untuk menjaga keamanan suatu tempat atau benda. Hal inilah yang menimbulkan gagasan untuk menggabungkan sistem biometric dan salah satu algoritma kriptografi, yang dibahas pada jurnal ini adalah algoritma kriptografi klasik.
Pengenalan biometric seseorang melalui beberapa tahap antara lain :
  •  Data Collection (Pengambilan Data )
  • Signal Prosesing ( Pemrosesan sinyal gambar digital)
  • Matching (Pencocokan)
  • Dessicion (Pengambilan Keputusan)
  • Storage ( Penyimpanan)
2.1. 3  Pengambilan data cirri fisik ataupun Prilaku, pada tahapan ini diaambil oleh sensor
1)      Signal Prosesing
Pemrosesan sinyal yang diambil oleh sensor
2)      Pencocokan
Proses pencocokan dari data yang diambil sensor dengan yang ada di database
3)      Penyimpanan.
Penyimpanan data identitas yang diambil seebagai data seseorang untuk di cocokan

Pada penelitian ini, pembahasan yang dilakukan dibatasi pada biometrika sidik jari, sehingga perangkat keras yang digunakan adalah fingerprint reader, metode yang digunakanpun sesuai dengan hasil pembacaan biometrika sidik jari.

2.1.4 Tabel: beberapa ukuran karakteristik anatomi sidik jari

Description: Ridge

Ridge
Mempunyai ketegasan jarak ganda dari permulaan ke-akhir, sebagai lebar ridges satu dengan lainya
Description: Evading Ends
Evading Ends

dua ridge dengan arah berbeda berjalan sejajar satu sama lain kurang dari 3mm.
Description: Bifurcation
Bifurcation
dua ridge dengan arah berbeda berjalan sejajar satu sama lain kurang dari 3mm.
Description: Hook

Hook
ridges merobek; satu ridges tidaklah lebih panjang dibanding 3mm
Description: Fork

Fork
Dua ridges dihubungkan oleh sepertiga ridges tiddak lebih panjang dibanding 3mm
Description: DOT

Dot
Bagian ridges adalah tidak lagi dibanding ridges yang berdekatan
Description: EYE_Island
Eye    
ridges merobek dan menggabungkan lagi di dalam 3mm          

Description: EYE_Island

Island
Ridges merobek dan  tidak  ber menggabung lagi, kurang dari 3mm dan tidak lebih dari 6mm. Area yang terlampir adalah Ridge.
Description: Enclosed Ridge
Enclosed Ridge
Ridges tidak lebih panjang dibanding 6mm antara dua ridges

Description: Enclosed Loop
Enclosed Loop
yang  tidak mempola menentukan pengulangan antar dua atau lebih ridges paralel 

Description: Specialty
Specialties
Rare ridge membentuk seperti tanda tanya dan sangkutan pemotong



2.1.5  Parameter Tambahan

Penggunaan corak/roman atau minutia terbatas pada area kumpulan sensor sebagai lawan keseluruhan sidik jari yang dikumpulkan oleh tinta dan menggulung. Ini adalah lebih lanjut mengururangi kontak sensor. Tekanan yang ditingkatkan hanya akan meratakan banyak ujungjari untuk menghubungi area sensor. Jadi tekanan yang lebih sama dengan lebih menambah penyimpangan.

Area papillary ridge kadang-kadang dikenal sebagai  patterm area. Masing-masing pola papillary ridge menghasilkan  suatu bentuk  pola area berbeda. Pusat gambar jari  mencerminkan pola area, dikenal sebagai inti core point. Ini mempertimbangkan rigrestasi gambar  pada penggantian kerugian untuk perubahan aspek yang disebabkan oleh users yang enggan memberikan gambar  sebagai conto

Bagian ridges dalam dua paralel yang berbeda  untuk mengepung pola area itu disebut type lines. Mereka tidak mungkin melanjutkan dan dalam kaitan dengan pembatasan beberapa sensor, mereka juga boleh nampak terbagi-bagi. Titik awal  pencabangan dua, atau lain corak anatomic pada  penyimpangan dua bentuk garis, itu disebut delta. pada umumnya itu ditempatkan secara langsung di depan bentuk garis bifurcation. Sekarang lebih lanjut dengan membatasi dari delta sangat menunjukan, banyaknya persimpangan ridge di dalam pola area   memberi suatu ridge count.

Komputer Tomography dapat mendeteksi secara relatif ke poin-poin tersebut di atas atau dengan bebas di dalam ruang x-y. Karakteristik anatomic mempunyai suatu orientasi atau arah. Suatu analisa garis vektor perubahan arah garis ridge dapat menghasilkan suatu rata-rata yang mencerminkan orientasi ini.

Jarak antara bentuk ridge dan corak anatomic memberi suatu panjang garis vektor yang diproduksi dengan  mengarahkan karakteristik anatomic itu. Ini adalah dependent pada   sensor yang meniru hasil dapat diulang tidak terikat pada tekanan menyebar atau peleburan ridgelines

         Orientasi Resultan  dan garis vektor dapat dilapisi x-y untuk memberi suatu template
Templates memproduksi dari corak anatomic tidak terikat pada pola dan  lengkungan/kebongkokan dapat salah seperti pola yang berbeda dapat mempunyai karakteristik anatomic yang sama. Tidak ada dua sidik jari yang serupa karena pola dan banyaknya karakteristik anatomic, tetapi karakteristik anatomic sendiri adalah subset yang terlalu kecil untuk jadi patokan..

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUfjW8S9tZNeZToYsHUfzRpjbA8MbsX7HeaV-ND5mNhewq4wxlVnNiKRezcGx7gU_sOJmtWiIpxlOIqSQyOQSA1YeSlgl4kwDMEWnWPMdUv5JUmmCRTVcQ4GaRKcmws8X-qG6LqZuU3pE/s320/poe4.jpg            Jari Ini adalah bagian tubuh yang penggunaannya sangat populer baik sebagai ID maupun sebagai password. Sensor yang digunakan untuk men-scan sidik jari sangat bervariasi. Ada sensor yang hanya dapat memeriksa satu sidik jari saja ada yang dapat memeriksa lebih dari satu sidik jari.Luka pada sidik jari dapat mengakibatkan sidik jari sulit dideteksi. Namun, bukan berarti tidak bisa. Selama luka tersebut tidak terlalu dalam ada beberapa sensor yang masih dapat mengenaliny
Prinsip pemrosesan pencitraan sidik jari menggunakan fingerprint reader tergolong rumit, namun sudah banyaknya perangkat keras yang digunakan membuat constraint tersebut menjadi kabur. Prinsip-prinsip pencitraan tersebut diantara lain adalah pattern based dan minutiae based.Pada pattern based fingerprint recognition, pola sidik jari dikelompokkan menjadi 3, yaitu arch, loop dan whorl. Sedangkan pada minutiae based juga terdapat 3 klasifikasi pola yaitu ridge ending, bifurfication, dan dot(short ridge).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4c5DngsGXShNIf0ZPzqqeuRW5C5K2v3rcm56QgztMsN3LvTRu8yJctiwHXlGrDNm_anEsvRNkCrVgtbCbBtEcTxDgsbF7uZlyIQqXStMJbHdh6NAKYBgQGuxno83n_5AcGVXih7yT-UDj/s320/3.JPG
Gambar 3 klasifikasi pattern based
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj525Hdb-_vgloQmhFfdiaNhDMqMlppEhe86eoPRT_yQZSjBHUnllkXcxmPxP03s33ktb1O9Y87ISG-F_ACbJBO1RxymaAGp4NWioM4GEiD6WxB68wRW1mBY0rszcpD0MompYcO9r9cBPsq/s320/4.JPG
Gambar 4 klasifikasi minutiae based
Selain prinsip yang digunakan untuk klasifikasi pola di atas, terdapat juga berbagai sistem sebagi sensor fingerprint. Sistem-sistem sensor fingertpint tersebut antara lain optical, ultrasonic dan capacitance sensors.
Pada sensor optical, pencitraan sebuah sidik jari didasarkan pada pembacaan sidik jari menggunakan “sinar terlihat”. Cara kerjanya bisa dianalogikan seperti sebuah digital camera yang menangkap gambar melalui sensor. Namun sensor pada sistem optical ini memiliki beberapa layer(tidak akan dibahas lebih lanjut).
Pada sensor ultrasonic, prinsip kerja yang digunakan sama seperti prinsip kerja ultrasonography pada dunia kedokteran, menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk pencitraan lapisan epidermal kulit.
Pada sensor capacitance, pencitraan sidik jari didasarkan pada kapasitansi lapisan sidik jari. Lapisan dermal yang bersifat konduktif dan lapisan epidermal yang bersifat non-konduktif memberikan perbedaan untuk dicitrakan pada sistem sensor ini.
Pada penelitian ini ini permasalahan sistem tersebut tidak akan dibahas terlalu dalam melihat pokok pembahasan dari penelitian ini adalah pembangkitkan kunci dari sebuah sistem biometrika, yang dalam hal ini adalah sidik jari. Sistem sensor yang digunakan tidak dispesifikkan, namun keluaran dari sistem biometrika tersebut adalah berupa sebuah image seperti pada gambar 3. Gambar ini bisa berbentuk format lain namun intinya adalah sebuah image yang merepresentasikan sidik jari orang.



2.2. TEKNIK KRIPTOGRAFI
Kriptografi adalah ilmu menulis dalam kode rahasia dan merupakan seni kuno, penggunaan didokumentasikan pertama kriptografi secara tertulis tanggal kembali ke sekitar tahun 1900 SM ketika juru tulis Mesir digunakan non-standar hieroglif di sebuah prasasti. Beberapa ahli berpendapat bahwa kriptografi muncul secara spontan beberapa saat setelah tulisan ditemukan, dengan aplikasi mulai dari missives diplomatik untuk masa perang rencana pertempuran. Hal ini tidak mengherankan, bahwa bentuk-bentuk baru kriptografi terjadi segera setelah pengembangan luas komunikasi komputer. Dalam data dan telekomunikasi, kriptografi diperlukan ketika berkomunikasi melalui media tidak dipercaya, yang mencakup hampir semua jaringan, terutama internet.
Dalam konteks komunikasi apapun aplikasi-untuk-aplikasi, ada beberapa syarat keamanan tertentu, termasuk:
  • Otentikasi: Proses membuktikan identitas seseorang. (Bentuk-bentuk utama dari host-to-host otentikasi di Internet saat ini adalah berdasarkan nama atau alamat berbasis, yang keduanya terkenal lemah.)
  • Privasi / kerahasiaan: Memastikan bahwa tidak ada yang bisa membaca pesan tersebut kecuali penerima yang dimaksud.
  • Integritas: Menjamin penerima bahwa pesan yang diterima belum diubah dengan cara apapun dari aslinya.
  • Non-repudiation: Mekanisme untuk membuktikan bahwa pengirim benar-benar dikirim pesan ini.
Kriptografi, kemudian, tidak hanya melindungi data dari pencurian atau perubahan, tetapi juga dapat digunakan untuk otentikasi pengguna. Ada, secara umum, tiga jenis skema kriptografi biasanya digunakan untuk mencapai tujuan tersebut: kunci rahasia (atau simetris) kriptografi, kunci publik (atau asimetris) kriptografi, dan fungsi hash, masing-masing yang dijelaskan di bawah. Dalam semua kasus, awal data tidak terenkripsi disebut sebagai plaintext. Hal ini dienkripsi ke ciphertext, yang pada gilirannya akan (biasanya) didekripsi menjadi plaintext yang dapat digunakan.
2.2.1. ENKRIPSI
Proses utama dalam suatu algoritma kriptografi adalah enkripsi dan dekripsi. Enkripsi merubah sebuah plaintext ke dalam bentuk ciphertext. Pada mode ECB (Elekctronic Codebook), sebuah blok pada plaintext dienkripsi ke dalam sebuah blok ciphertext dengan panjang blok yang sama.

2.2.2. DEKRIPSI
Dekripsi merupakan proses kebalikan dari proses enkripsi, merubah ciphertext kembali ke dalam bentuk plaintext. Untuk menghilangkan padding yang diberikan pada saat prpses enkripsi, dilakukan berdasarkan informasi jumlah padding yaitu angka pada byte terakhir.
>> Dasar Matematis
Dasar matematis yang mendasari proses enkripsi dan deskripsi adalah relasi antara dua himpunan yaitu yang berisi elemen plaintext dan yang berisi elemen cipertext. Enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi transformasi antara himpunan-himpunan tersebut. Apabila elemen-elemen plaintext dinotasikan dengan P, elemen-elemen ciphertext dinotasikan dengan C, sedang untuk proses enkripsi dinotasikan dengan E, dekripsi dengan notasi D, maka secara matematis proses kriptografi dapat dinyatakan sebagai berikut :
Enkripsi : E(P)=C
Dekripsi : D(C)=P atau D(E(P))=P
Pada skema enkripsi konvensional atau kunci simetrik digunakan sebuah kunci untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsinya. Kunci tersebut dinotasikan dengan K, sehingga proses kriptografinya adalah :
Enkripsi : EK(P)=C
Dekripsi : DK(C)=P atau DK(EK(P))=P
Sedangkan pada sistem asymmetric-key digunakan kunci umum (public key) untuk enkripsi dan kunci pribadi (private key) untuk proses dekripsinya sehingga kedua proses tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Enkripsi : EPK(P)=C
Dekripsi : DSK(C)=P atau DSK(EPK(P))=P
2.2.3    ALGORITMA SISTEM ENKRIPSI DAN DEKRIPSI


Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbLLoiYmGXsJKKI0aQN6c6GlR1YrD1VebRVFI1aTrcYPhXacgZNREyAZ9oQCw3v4huWKxdAB-XYxzJUV8VVlyyqMyfQ6Rc0MLujP8keOH3KIMenDHT7OBTqJNppnYZ7_VMH_xjtZRxFVrj/s320/6a.JPG

Keluaran dari sistem pencitraan sidik jari adalah berupa sebuah image.Image ini tidak langsung digunakan sebagai kunci(misalnya dengan dikonversi ke dalam bentuk string, karena sangat sulit untuk menghasilkan hasil pembacaan yang sama), namun dikonversi dulu menjadi sebuah graf berbobot yang masing-masing node-nya memiliki “berat” masing-masing. “Berat” inilah yang menurut rancangan pada makalah ini, digunakan sebagai kunci untuk enkripsi dan dekripsi.

Gambar 6 proses konversi dari pencitraan sidik jari ke graf berbobot
Pada gambar 6 diperlihatkan proses konversi sebuah citra sidik jari menjadi sebuah graf berbobot dengan “berat” node yang berbeda-beda. Graf berbobot didefinisikan sebagai G= (V, E, μ, υ) dengan V adalah jumlah nodes, E adalah jumlah sisi, μ adalah berat node, dan υ adalah berat sisi.
Penentuan berat sisi dan nodes sendiri adalah berdasarkan beberapa parameter seperti titik tengah gravitasi untuk masing-masing region, jarak antar 2 titik tengah gravitasi, garis batas tiap region, dan lainnya.
Wn Area( Ri) , i= 1, 2, 3, …, n
Persamaan di atas menunjukkan rumus untuk mencari sebuah berat dari node dengan menggunakan parameter-parameter yang telah disebutkan di atas. Berat tiap region ini yang akan digunakan untuk membuat sebuah kunci.
Dapat juga digunakan berat sebuah sisi untuk menentukan kunci, parameter yang digunakan adalah :
- Adj-P adalah batas antara 2 region yang bersinggungan atau saling bertetangga
- Node-d adalah jarak antarnodes yang dihubungkan oleh sebuah sisi
- Diff-v adalah perbedaan direction dari dua region
Dari parameter diatas, dibuat persamaan untuk sebuah sisi adalah
We Adj × Node × Diff v

2.3       Penggunaan Biometrik  dalam pengamanan

Untuk penggunaan sebagai otentikasi, biometrik harus terlebih dahulu dimasukkan ke dalam data base sebuah sistem. Sidik jari biometrik seseorang hanya akan berfungsi bila sidik jari orang tersebut telah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam database sistem, sehingga sistem dapat mengenalinya. Teknologi yang digunakan untuk masing-masing jenis biometrik tentunya berlainan, beberapa telah dapat dilakukan dan dapat ditemui di pasaran namun beberapa masih dalam tahap penelitian.
Biometrik sangat sulit dipalsukan, membutuhkan keahlian khusus dan biaya yang tidak sedikit untuk memalsukan biometrik seseorang. Sulit dan mahal sekali untuk memalsukan retina mata, sidik jari atau bagian tubuh lainnya. Tetapi beberapa biometrik dapat dengan mudah dicuri, tindakan ini jauh lebih murah dan mudah daripada memalsukannya. Misalkan seorang pencuri telah mengambil gambar sidik jari seseorang untuk mengelabui sistem, sehingga pada saat gambar sidik jari tersebut discan oleh fingerprint reader sistem mengira itu adalah sidik jari yang benar. Namun pada kenyataannya untuk mengelabui sidik jari pun tidaklah mudah.
Kita dapat menggunakan biometrik untuk berbagai keperluan yang biasa, misalnya untuk membuka pintu, sebagai alat absensi, atau untuk menghidupkan mesin. Tetapi biometrik tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat rahasia. Walaupun biometrik sangat bagus dan berguna tetapi bukanlah sebuah kunci, karena tidak dapat disembunyikan, tidak dapat dilakukan pengacakan dan tidak dapat ditingkatkan atau dihancurkan. Seperti halnya password, kita sebaiknya tidak menggunakan satu password untuk mengunci dua hal yang berbeda, juga sebaiknya tidak menyandi dengan kunci yang sama terhadap dua aplikasi yang berbeda. Dapat dengan mudah dibayangkan betapa tidak amannya penggunaan biometrik untuk hal-hal seperti itu.

2.4       Tes & teknologi biometrik membaca dengan tangan
            Membaca tangan dan darah pengenalan wajah, sidik jari, dan iris kini merupakan favorit biometri. Sebenarnya, ada ciri-ciri lain yang juga dapat digunakan untuk identifikasi.
Pengenalan tangan: sistem ini mengukur geometri seluruh tangan. Dari panjang jari, lebar sendi, bentuk tangan, dan ciri-ciri lainnya dihasilkan sebuah paket data.

            Analisis dna: sidik genetis adalah ciri pengenalan yang sangat bagus-saat ini telah digunakan untuk melacak pelaku kejahatan. Pertimbangan etis dan perlindungan data menghalangi penerapan analisis dna di bidang lainnya.
Pola vena: pembuluh darah balik (vena) pada tangan juga tidak berubah bentuk seumur hidup-hanya menjadi lebih tebal. Dalam cahaya inframerah, polanya tampak lebih jelas.
Dr. Christoph busch, fraunhofer igd.

            »pengenalan wajah 3d memungkinkan dibuatnya sistem identifikasi yang handal.
Sistem pengenalan biometrik pada dasarnya memang mengandalkan ciri-ciri yang tidak berubah, tetapi bisa saja dengan berjalannya waktu ciri-ciri tersebut menjadi sulit dikenali. Karena itu, trend bergeser pada penggunaan beberapa metoda sekaligus. Di samping peningkatan keamanan, cara ini juga akan memberikan ketepatan yang lebih tinggi dalam pemakaian yang terus menerus. Setidaknya, salah satu dari beberapa metoda-demikian gagasan di baliknya-sangat mungkin memberi hasil yang jelas.
Dalam sebuah paket biometri kombinasi biasanya terdapat sistem pengenalan sidik jari. Metoda yang telah matang ini digunakan sejak lebih dari 100 tahun dalam dunia kriminologi dan belum lama ini juga diterapkan untuk pemberian akses ke notebook dan pc. Jika sistem lain bekerja dengan algoritma analisis, pengenalan sidik jari biometrik mengandalkan analisis garis papillar yang telah teruji. Komputer membandingkan titik-titik karakteristik tersebut yang dapat berupa percabangan, awal dan akhir garis, lingkaran, patahan, atau pusaran.
Untuk merekam sidik jari digunakan berbagai sensor yang semuanya menghasilkan gambar hitam-putih berpola garis. Perangkat yang paling populer adalah sensor optik. Di sini jari diletakkan pada sebuah keping kaca, disinari oleh led melalui sebuah prisma, dan difoto dengan digicam. Pada sensor kapasitif, permukaan sensor dan permukaan jari membentuk sebuah kapasitor yang kapasitasnya berubah sesuai pola permukaan kulit.
Sistem sensor lainnya mengukur medan listrik atau pola panas dari jari. Untuk membedakan jari palsu-misalnya dari silikon-sistem tertentu juga mengukur detak jantung, aliran darah, kandungan oksigen dalam darah, dan suhu jari.















BAB III
METODE PENELITIAN
a)      Metodologi penelitian
Metodologi penelitian ini adalah dengan mencari studi iterature dengan mengambil dan menyimpulkan data-data yang diperlukan. Studi iterature dalam hal ini ialah mencari bahan-bahan penulisan dari buku–buku, blog dan majalah–majalah mengenai itera keamanan literatu dan sumber lainnya, untuk melengkapi bahan yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.
b)     Teknik pengumpulan data
Teknik penelitian yang digunakan adalah melalui wawancara mendalam dan telaah pustaka.
1. Metode Pengamatan
Mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.
2. Dokumen
Mengumpulkan data melalui dokumen umum, jurnal, surat, iter, dan lain-lain. 
c)      Langkah – langkah Penelitian.
a.       Mencari informasi dari berbagai sumber.
b.      Mencari studi liiterature dengan mengambil dan menyimpulkan data-data yang diperlukan






BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Analisa enkripsi dan dekripsi menggunakan sistem biometrika. Pembacaan dari perangkat keras sistem biometrika yang unik untuk tiap orang akan menghasilkan satu kunci yang unik pula. Kunci ini akan dikonversi sedemikian hingga menghasilkan sebuah kunci untuk melakukan enkripsi plainteks menjadi cipherteks. Untuk proses dekripsipun juga demikian, kunci unik yang diperoleh dari pembacaan sistem biometrika digunakan sebagai kunci untuk dekripsi cipherteks menjadi plainteks.
Biometrik akan berfungsi baik hanya bila sistem dapat memeriksa dua hal yaitu pertama, bahwa biometrik itu datang dari orang yang tepat, dan kedua, bahwa biometrik itu klop dengan data base biometrik yang terdapat dalam sistem. Biometrik sangat bagus sebagai pengganti PIN (personal identity number) atau pengganti tanda tangan. Tetapi perlu tetap diingat bahwa biometrik tidak dapat dirahasiakan












DAFTAR  PUSTAKA
[1] Munir, Rinaldi. Slide kuliah IF3058 Kriptografi. Program StudiTeknik Informatika STEI ITB. 2010.
[ 2 ] Muntaha, Amir. Tugas Makalah Kriptografi: Studi PembangkitanKunci pada RSA dengan Menggunakan Sidik Jari. Program StudiTeknik Informatika STEI ITB. 2009

[4] Yang Xin, “Reasearch and appilication of fingerprint recogniton algorithms”, Institute of Automation of Chinese Academy of Sciences, Beijing, China, 2004.
[5] zae.2011.Kriptografi(ilmu-kriptografi.blogspot.com/2011_07_01_archive.html)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar